Rabu, 10 September 2014

konsep manajemen keuangan

BAB I
KONSEP MANAJEMEN KEUANGAN


1.1. Pengertian Manajemen Keuangan (financial management)
Keseluruhan aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan berserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin (Riyanto, 2001).

1.2. Fungsi Manajemen Keuangan terdiri dari:
1.      Fungsi menggunakan atau mengalokasikan dana (use/allocation of funds). Dalam pelaksanaannya manajer keuangan harus mengambil keputusan pemilihan alternatif investasi atau keputusan investasi (invesment decision).
2.      Fungsi memperoleh dana (obtaining of funds) atau fungsi pendanaan. Dalam pelaksanaannya manajer keuangan harus mengambil keputusan pemilihan alternatif pendanaan atau keputusan pendanaan (financing decision).

Fungsi penggunaan dana harus dilakukan secara efisien. Ini berarti bahwa setiap rupiah dana yang tertanam dalam aktiva harus dapat digunakan seefisien mungkin untuk dapat menghasilkan tingkat keuntungan investasi atau rentabilitas yang maksimal. Fungsi penggunaan dana meliputi perencanaan dan pengendalian penggunaan aktiva baik dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap.

Fungsi pemenuhan kebutuhan dana atau fungsi pendanaan juga harus dilakukan secara efisien. Manajer keuangan harus mengusahakan agar perusahaan dapat memperoleh dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan. Manajer keuangan harus mempertimbangkan dengan cermat sifat dan biaya dari masing-masing sumber dana yang akan dipilih, karena masing-masing sumber dana mempunyai konsekuensi finansial yang berbeda-beda.

Sumber pemenuhan kebutuhan dana perusahaan berasal dari:
A.     Sumber Internal
1.   Laba Ditahan (Retained Earning)
2.   Penyusutan, amortisasi, dan Deplesi (Depreciation, Amortization, dan Deplention)
3.   Lain-lain, misalnya penjualan harta tetap yang tidak produktif.

B. Sumber eksternal
1.   Modal Pemilik atau modal sendiri (Owner Capital atau Owner Equity). Atau modal saham (Capital Stock) yang terdiri dari: Saham Istimewa (Preferred Stock) dan Saham Biasa (Common Stock).
2.   Utang (Debt), Utang Jangka Pendek (Short-term Debt) dan Utang Jangka Panjang (Long-term Debt).
3.   Lain-lain, misalnya hibah.

1.3. Perkembangan Manajemen Keuangan
Teori keuangan yang mendasari keuangan perusahaan selalu berkembang. Berbagai konsep, model, dan teori telah dikembangkan dalam bidang keuangan, yang kemudian mendapatkan tempat yang sangat penting dalam keuangan perusahaan (corporate finance).
1.      Tahun 1920-an
Capital budgeting dirumuskan. Model ini menjelaskan perlunya diperhatikan nilai waktu uang sewaktu melakukan keputusan investasi. Konsep capital budgeting memberikan dasar bagi teori penilaian (valuation).
2.      Tahun 1950-1960
Portfolio Theory dan capital assets pricing model dikembangkan. Teori dan model tersebut berguna dalam merumuskan risiko yang relevan untuk investasi.
3.      Tahun 1970-an
Muncul arbitrage pricing theory dan option pricing theory. Teori yang pertama memberikan alternatif (selain CAPM) untuk menaksir harga aktiva. Sedangkan teori yang kedua menjelaskan bagaimana suatu opsi (pilihan) ditaksir nilainya.

1.4. Peranan Manajer Keuangan
Aktivitas perusahaan ditinjau dari sudut manajemen keuangan menjadi tugas manajer keuangan. Tugasnya antara lain adalah sebagai berikut:
1.      Perolehan dana dengan biaya murah
2.      Penggunaan dana efektif dan efisien
3.      Analisis laporan keuangan
4.      Analisis lingkungan Internal dan eksternal yang berhubungan dengan keputusan rutin dan khusus.
Berdasarkan tugas tersebut, manajemen keuangan memiliki tujuan antara lain adalah;
1.      Memaksimalkan nilai perusahaan
2.      Membina relasi dengan pasar modal dan pasar uang.
 




















1.5.            Sifat Dasar Perusahaan
Tujuan perusahaan adalah mencari laba dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam kegiatannya mencari laba, pemilik memberi wewenang kepada manajemen untuk melaksanakannya. Dalam usahanya memperoleh laba manajemen harus berperilaku:
1.      Memaksimumkan nilai perusahaan, artinya manajemen harus mengahasilkan laba lebih besar dari biaya modal yang digunakannya.
2.      Tanggung jawab sosial, artinya dalam mencari laba, manajemen tidak boleh merusak lingkungan alam, sosial, dan budaya.
3.      Etika, artinya manajemen dalam mengusahakan laba harus tunduk pada norma-norma sosial di lingkungan mereka bekerja dan tidak boleh menipu masyarakat konsumen.

1.6.            Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan adalah harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual.
Dalam perusahaan nilai diwujudkan dalam perhitungan laba operasional bersih atau net operating profit after tax yang biasa disebut NOPAT. Perusahaan dapat dikatakan memiliki nilai maksimum jika NOPAT lebih besar dari pada biaya modal yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Misalnya perusahaan memiliki modal Rp 1000, biaya modal yang diperhitungkan 10% per tahun, Laba operasi Rp 150, pajak 20%. Nilai Perusahaan sebesar:

[Laba Operasi (1 – Pajak ) – ( Biaya Modal X Modal)]
Biaya Modal

[Rp 150 ( 1 – 0,20) – (0,10 X Rp 1000)] 
0,10

= Rp 1200


Berdasarkan perhitungan di atas, perusahaan memiliki tambahan nilai modal (atau nilai investasinya) Rp 1000, sedangkan nilai perusahaan berdasarkan kapitalisasi laba operasi bersih Rp 1200. Manajemen harus berusaha agar nilai perusahaan semaksimum mungkin, artinya ia harus mampu memperoleh laba operasi sebesar-besarnya dengan modal yang digunakan sekecil mungkin.

1.7. Pihak-Pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan
Dalam dunia bisnis, ada beberapa pihak yag memerlukan laporan keuangan, yaitu pihak internal perusahaan dan pihak eksternal perusahaan. Pihak internal perusahaan adalah para manajer pada semua tingkat. Laporan keuangan itu dijadikan alat untuk mengambil keputusan rutin dan keputusan khusus. Keputusan rutin meliputi keputusan-keputusan yang berhubungan dengan kegiatan operasi dan keputusan khusus meliputi keputusan-keputusan yang berhubungan dengan investasi jangka panjang, misalnya mendirikan pabrik baru, memproduksi produk baru, mendirikan anak perusahaan, riset pemasaran, dan sebagainya.

Pihak eksternal yang membutuhkan laporan keuangan antara lain adalah pemegang saham, kantor pajak, pasar modal, lembaga keuangan, serikat buruh, dan sebagainya. Mereka mempunyai kepentingan yang berbeda-beda dalam menggunakan informasi  laporan keuangan. Pemegang saham untuk menilai investasi; kantor pajak untuk menentukan besarnya pajak penghasilan; pasar modal untuk memperkirakan harga saham; serikat buruh untuk memperkirakan bonus yang akan diterimanya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar