BAB I
PENDAHULUAN
Perilaku
manusia sangat berbeda antara satu dengan lainnya. Perilaku itu sendiri adalah
suatu fungsi dari interaksi antara seseorang individu dengan lingkungannya.
Ditilik dari sifatnya, perbedaan perilaku manusia itu disebabkan karena kemampuan,
kebutuhan, cara berpikir untuk menentukan pilihan perilaku, pengalaman, dan
reaksi affektifnya berbeda satu sama lain.
Perilaku
manusia adalah suatu fungsi dan interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Individu membawa kedalam tatanan organisasi, kemampuan, kepercayaan, pribadi,
penghargaan kebutuhan dan pengalaman masa lalunya.
Organisasi
yang juga merupakan suatu lingkungan bagi individu mempunyai karaktristik yang
dimiliki organisasi. Antara peraturan yang yang di wujudkan dalam susunan hirarki
pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas, wewenang, dan tanggungjawab, sistem penagihan
(reaward sistem), sistem pengendalian dan sebagainya. Jikalau karakteristik
orarganisasi maka akan terwujyud peerilaku individu dalam organisasi.
Intelegensi adalah salah satu karakteristik yang
dibawa serta orang ketika mereka bergabung dalam suatu organisasi. Dalam bagian
ini akan dilihat bagaimana karakteristik biografis (seperti gender dan usia)
dan kemampuan (yang mencakup intelegensi) mempengaruhi kinerja dan kepuasan
karyawan. Selanjutnya juga akan dibahas bagaimana orang mempelajari perilaku
dan apa yang dapat dilakukan manajemen untuk membentuk perilaku-perilaku ini.
BAB
II
PEMBAHASAN
Dasar-dasar Perilaku
Individu
1.
Karakteristik
Biografis
Karakteristik
Biografis adalah karakteristik pribadi –seperti misalnya umur, jenis kelamin,
dan status kawin– yang objektif dan mudah diperoleh dari rekaman pribadi.
- Usia
Hubungan antara usia dan kinerja merupakan isu yang
penting. Hal ini dikarenakan adanya
keyakinan bahwa kinerja akan merosot dengan meningkatnya usia.
Pengaruh usia terhadap kinerja dapat dilihat pada
pergantian karyawan, kemangkiran, produktifitas, dan kepuasan.
Semakin tua semakin
kecil kemungkinan untuk berhenti dari pekerjaan. Itulah kesimpulan yang seringkali
ditarik berdasarkan studi
mengenai hubungan antara usia dengan pergantian karyawan. Kesimpulan ini tidak
terlalu mengherankan karena dengan makin tua nya para pekerja, makin sedikit
kesempatan pekerjaan alternative mereka disamping itu pekerja yang lebih tua
kecil kemungkinan akan berhenti karena masa kerja mereka yang lebih panjang
cenderung memberikan kepada mereka tingkat upah yang lebih tinggi, liburan
berupah yang lebih panjang dan tunjangan pensiun yang lebih menarik.
Usia juga memiliki
hubungan dengan kemangkiran karyawan. Umumnya karyawan yang berusia tua mempunyai
tingkat absensi yang dapat dihindari yang lebih rendah daripada karyawan usia
muda. Tetapi, mereka mempunyai tingkat yang lebih tinggi dari absensi yang tak
terhindari. Hal ini disebabkan oleh kesehatan yang lebih buruk yang dikaitkan
dengan penuaan dan kurun waktu pemulihan yang lebih panjang yang diperlukan
pekerja tua bila cidera.
Selanjutnya
pengaruh usia terhadap prduktifitas adalah adanya keyakinan bahwa produktifitas
akan merosot dengan makin tuanya seseorang.
Dan terakhir adalah
hubungan antara usia dan kepuasan kerja. Berbagai studi menyatakan bahwa
kepuasan cenderung terus menerus meningkat diantara para professional dengan
bertambahnya usia mereka, sedangkan diantara non professional kepuasan itu
merosot selama usia setengah baya dan kemudian naik lagi dalam tahun tahun yang
lebih belakangan.
- Jenis Kelamin
Pada bagian ini
akan dibahas isu-isu mengenai apakah kinerja wanita sama dengan pria pada
pekerjaan-pekerjaan. Studi-studi psikologis telah menjumpai bahwa wanita lebih
bersedia untuk mematuhi otoritas, dan pria lebih agresif dan lebih besar
kemungkinan daripada wanita dalam memiliki pengharapan ( eksektasi ) sukses.
Dalam hal absensi dan tingkat pergantian juga dijumpai bahwa wanita mempunyai
tingkat keluar dan tingkat absensi yang
lebih tinggi daripada pria. Hal ini berkaitan dengan tanggung jawab rumah
tangga dan keluarga pada wanita.
- Status Kawin
Berdasarkan riset
yang konsisten menunjukan bahwa karyawan yang menikah lebih sedikit absensinya,
mengalami pergantian yang lebih rendah dan lebih puas dengan pekerjaan mereka
daripada rekan sekerjanya yang bujangan.
Perkawinan
memaksakan tanggung jawab yang meningkat yang dapat membuat suatu pekerjaan
yang tetap (
steady ) lebih berharga dan penting.
Karyawan yang tekun dan luas lebih besar kemungkinannya adalah karyawan
yang menikah.
- Banyaknya Tanggungan
Bukti yang kuat
menyatakan bahwa banyaknya anak yang dipunyai oleh seorang karyawan mempunyai
korelasi yang positif dengan absensi, terutama diantara wanita.
- Masa Kerja
Karakteristik
biografis yang terakhir adalah masa kerja. Telah dilakukan tinjauan ulang yang
meluas terhadap hubungan senioritas – produktifitas. Tidak ada alasan untuk
meyakini bahwa orang-orang yang telah lebih lama berada pada suatu pekerjaan
akan lebih produktif ketimbang mereka yang senioritasnya rendah. Namun masa
kerja berhubungan langsung dengan absensi dan pergantian. Secara konsisten
studi-studi memperagakan bahwa senioritas berkaitan secara negatif terhadap
kemangkiran. Masa kerja juga berhubungan negatif dengan pergantian karyawan dan
berhubungan positif dengan kepuasan kerja.
2.
Kemampuan
Adalah kapasitas seorang indibidu untuk mengerjakan
berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan (ability) merujuk ke suatu kapasitas individu untuk mengerjakan
berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.
Kemampuan-kemampuan keselurahan dari seorang individu
pada hakekatnya tersusun dari dua perangkat faktor: kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.
· Kemampuan intelektual
Kemampuan
intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan mental. Uji IQ
, misalnya, dirancang untuk memastikan kemampuan-kemampuan intelektual umum
seseorang. Tujuh dimensi yang paling sering dikutip yang menyusun kemampuan intelektual
adalah kemahiran berhitung, pemahaman, (comprehension)
verbal, kecepatan perceptual, penalaran induktif, penalaran deduktif,
visualisasi ruang dan ingatan (memori).
Pekerjaan
berbeda-beda dalam tuntutannya bagi pemangku pekerjaan itu untuk menggunakan
kemampuan intelektual mereka. berbicara secara umum, makin banyak tuntutan
pemrosesan informasi dalam suatu pekerjaan, makin banyak pekerjaan umum dan
kemampuan verbal diperlukan untuk dapat melakukan pekerjaan itu dengan sukses.
Suatu tinjauan ulang
yang seksama terhadap bukti memperlihatkan bahwa tes-tes yang menilai kemampuan
verbal, numeris, ruang, dan perseptual merupakan peramal yang valid terhadap
kemampuan pekerjaan pada semua tingkat pekerjaan. Jadi,
tes yang mengukur dimensi kecerdasan yang khusus merupakan peramal yang kuat
dari kinerja.
·
Kemampuan Fisik
Kemampuan fisik adalah kemampuan
yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan,
kekuatan, dan ketrampilan serupa. Misalnya, pekerjaan yang keberhasilannya menuntut
stamina, kecekatan tangan, kekuatan tungkai atau bakat-bakat serupa menuntut
manajemen untuk mengenali kapabilitas fisik seorang karyawan.
·
Kesesuaian Pekerjaan –
Kemampuan
Kemampuan intelektual atau fisik
khusus yang diperlukan untuk kinerja yang memadai pada suatu pekerjaan,
bergantung pada persyaratan kemampuan yang diminta dari pekerjaan itu.
Misalnya, pilot pesawat terbang memerlukan kemampuan visualisasi ruang yang
kuat; penjaga keselamatan pantai memerlukan visualisasi ruang yang kuat maupun
koordinasi tubuh.
Jika para karyawan kekurangan
kemampuan yang disyaratkan, kemungkinan besar mereka akan gagal.
Jika kesesuaian pekerjaan-kemampuan
tidak sesuai karena karyawan itu mempunyai kemampuan yang jauh melampaui
persyaratan dari pekerjaan itu kemungkinan besar kinerja akan memadai tetapi
akan ada ketidak efisienan organisasional dan mungkin kemerosotan dalam
kepuasan karyawan.
3. Pembelajaran
a.
Definisi pembelajaran
Pembelajaran adalah setiap
perubahan yang relative permanen dari perilaku yang terjadi sebagai hasil
pengalaman. Dari definisi tersebut terdapat tiga komponen yang perlu
diperhatikan:
·
Belajar melibatkan
perubahan
Dari titik pandang organisasi
perubahan ini bisa baik atau buruk. Orang dapat belajar perilaku-perilaku yang
tidak menguntungkan (seperti: memendam prasangka) maupun perilaku yang
menguntungkan.
·
Perubahan itu harus
relative permanen
Perubahan sementara mungkin hanya
bersifat refleksif dan gagal dalam mewakili pembelajaran apapun. Persyaratan
ini mengenyampingkan perubahan perilaku yang disebabkan oleh kelelahan atau
penyesuaian sementara.
·
Definisi mengenai
perilaku
Belajar berlangsung dimana ada
suatu perubahan tindakan. Suatu perubahan proses berpikir atau sikap seorang
individu, jika tidak diiringi dengan perubahan perilaku maka bukan merupakan
pembelajaran.
b.
Teori Pembelajaran
·
Pengkondisian Klasik
Yaitu suatu tipe pengkondisian
dimana seorang individu menanggapi beberapa rangsangan yang tidak akan selalu
menghasilkan respon yang sama. Pengkondisian klasik bersifat pasif, sesuatu
terjadi dan kita bereaksi dengan cara yang khusus. Hal itu dihasilkan sebagai
respon terhadap peristiwa khusus yang dapat dikenali.
Demikian itu dapat menjelaskan
perilaku refleksif yang sederhana. Tetapi kebanyakan perilaku terutama perilaku
rumit individu dalam organisasi dipancarkan bukan diperoleh (bersifat sukarela
bukan refleks). Misalnya, para karyawan memilih sampai ditempat kerja pada
waktunya karena atasan, meminta bantuan atasan ketika ada masalah, atau
membuang waktu bila tidak ada orang yang mengamati.
·
Pengkondisian Operan
Yaitu suatu tipe pengkondisian
dimana perilaku sukarela yang diinginkan menyebabkan suatu penghargaan atau
mencegah suatu hukuman. Pengkondisian operan beragumen bahwa perilaku merupakan
suatu fungsi dari konsekuensi-konsekuensi. Perilaku ditentukan dari luar
(dipelajari) bukannya dari dalam (refleksif atau tidak dipelajari). Orang
belajar berperilaku untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan atau menghindari
sesuatu yang tidak diinginkan.
Menurut skinner, dengan menciptakan
konsekuensi-konsekuensi yang menyenangkan untuk mengikuti ragam perilaku
khusus, maka frekuensi dari perilaku tersebut akan meningkat. Kebanyakan orang
akan menunjukkan suatu perilaku yang diinginkan jika mereka diperkuat secara
positif untuk melakukan hal tersebut. Misalnya, pemberian penghargaan untuk
perilaku yang diingikan dan hukuman untuk perilaku yang tidak diinginkan.
Setiap situasi yang dinyatakan
secara eksplisit atau disarankan secara implisit bahwa penguatan yang bersifat
bergantung terhadap suatu tindakan, menggunakan pembelajaran operan. Misalnya,
seorang salesman yang ingin memperoleh penghasilan dari komisi yang cukup besar
mengetahui bahwa penghasilan itu bergantung pada penjualan yang tinggi dalam
teritorinya.
·
Pembelajaran Sosial
Yaitu pandangan bahwa kita dapat
belajar melalui pengamatan maupun pengalaman langsung. Teori pembelajaran
sosial merupakan perpanjangan dari pengkondisian operan, yaitu teori yang
mengandaikan perilaku sebagai suatu fungsi dari konsekuensi, observasional dan
pentingnya persepsi dalam belajar.
Pengaruh model (orang tua, guru,
teman sekerja, artis, atasan) menjadi titik pandang sentral dalam pembelajaran
sosial. Terdapat empat proses untuk menentukan pengaruh suatu model pada
seorang individu, antara lain:
1. Proses
perhatian (attensional Procces)
Orang hanya belajar dari seorang
model bila mereka mengenali dan menaruh perhatian pada perwajahannya yang
menentukan. Kita sangat cenderung dipengaruhi oleh model-model yang menarik,
berulang-ulang ada, penting bagi kita atau serupa dengan kita dalam perkiraan
kita.
2. Proses
penahanan (retention procces)
Pengaruh suatu odel akan bergantung
pada betapa baik individu mengingat tindakan model itu setelah model itu tidak
ada lagi.
3. Proses
reproduksi motorik (motoric reproduction procces)
Setelah seseorang melihat suatu
perilaku baru dengan mengamati model itu, pengalaman itu harus diubah menjadi
perbuatan. Maka proses ini memperagakan bahwa individu tersebut dapat melakukan
kegiatan model ini.
4. Proses
penguatan (reinforcement procces)
Setiap individu akan dimotivasi
untuk memperlihatkan perilaku bermodel jika disediakan rangsangan positif
(ganjaran). Perilaku-perilaku yang diperkuat akan lebih banyak mendapat
perhatian, dipelajari dengan lebih baik, dan dilakukan dengan lebih sering.
Pembentukan:
Suatu Alat Manajerial
Belajar berlangsung pada saat
bekerja maupun sebelumnya, oleh karena itu para manajer peduli mengenai
bagaimana mereka dapat mengajari para karyawan untuk berperilaku dalam
cara-cara yang paling memberi manfaat kepada organisasi. Ketika kita mencoba
untuk mencetak individu dengan memandu pembelajaran mereka dengan
langkah-langkah bertahap, kita sedang melakukan pembentukan kepribadian (shaping
behavior).
·
Metode-metode
pembentukan perilaku
Ada empat cara dalam pembentukan perilaku, antra
lain;
- Melalui penguatan positif, yaitu bila suatu
respon diikuti dengan sesuatu yang menyenangkan. Misalnya: peberian pujian atas
pekerjaan yang diselesaikan dengan baik.
- Penguatan negatif, yaitu bila suatu respon
diikuti oleh dihentikannya atau ditarik kembalinya sesuatu yang tidak
menyenangkan.
- Hukuman, Penghukuman akan mengakibatkan suatu
kondisi yang tidak enak dalam suatu usaha untuk menyingkirkan suatu perilaku
yang tidak diinginkan. Misalnya: memberikan skors bagi pegawai yag bekerja
dalam kondisi mabuk.
- Pemunahan (Extinction), yaitu
menyingkirkan penguatan apa saja yang memperlihatkan suatu perilaku. Bila suatu
perilaku tidak diperkuat, maka lambat laun perilaku tersebut akan punah.
Dampak penguatan pada perilaku dalam organisasi, antara
lain;
- Beberapa tipe penguatan diperlukan untuk
menghasilkan suatu perubahan perilaku,
- Beberapa tipe ganjaran akan lebih efektif
diguakan dalam organisasi dari pada dengan cara lain.
- Kecepatan berlangsungnya proses belajar dan
dampaknya yang permanen akan ditentukan oleh waktu (timing) dari
penguatan.
·
Jadwal penguatan
Ada dua tipe jadwal penguatan yaitu
1. Berkesinambungan
(kontinu)
Suatu jadwal berkesinambungan memperkuat perilaku
yang diinginkan tiap kali perilaku itu diperlihatkan.
2. Terputus-putus
(intermitten)
Suatu perilaku yang diinginkan diperkuat cukup
sering untuk membuat perilaku itu berharga untuk diulang, tetapi tidak
diperkuat tiap kali perilaku tersebut diperagakan. Jadwal rasio tergantung pada
berapa banyak respons yang dibuat oleh subjek. Jadwal interfal tergantung pada
berapa lama waktu telah berselang sejak penguatan yang terakhir.
Jadwal penguatan dibagi menjadi empat yaitu:
1. Jadwal
interval pasti (fixed interval), yaitu ganjaran-ganjaran yang didistribusikan
pada selang waktu yang seragam.
2. Jadwal
interval variabel (variable interval), yaitu ganjara-ganjaran didistribusikan
menurut waktu sedemikian sehingga penguatan-penguatan itu dapat diramalkan.
3. Jadwal
rasio pasti (fixed ration), yaitu ganjaran diberikan setelah sejumlah respons
yang jumlahnya pasti atau konstan.
4. Jadwal
rasio variabel, yaitu ganjaran beraneka sehubungan dengan perilaku individu.
·
Jadwal penguatan dan
perilaku
Jadwal penguatan berkesinambungan
dapat menghantar ke kejenuhan dini, dan dibawah jadwal ini perilaku cenderung
melemah dengan cepat ketika pemerkuat tidak diberikan.
·
Modifikasi Perilaku
Organisasi
Yaitu penerpan konsep penguatan
pada individu dalam mengatur pekerjaan. Program OB Mod biasanya mengikuti model
pemecahan masalah lima langkah :
1. Mengidentifikasi
perilaku perilaku penting
2. Mengembangkan
data baseline
3. Mengidentifikasi
konsekuensi perilaku
4. Mengembangkan
dan mengimplementasikan suatu strategi interfensi
5. Mengevaluasi
perbaikan kinerja
BAB III
PENUTUP
Terdapat
tiga variabel individu yaitu:
1.
Karakteristik biografis,
adalah karakteristik pribadi yang objektif dan mudah diperoleh dari catatan
pribadi yang terdiri dari usia, jenis kelamin, status kawin, banyaknya
tanggungan, dan masa kerja.
2.
Kemampuan, adalah suatu
kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.
Kemampuan terdiri dari kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.
3.
Pembelajaran, yaitu
setiap perubahan yang relative permanen dari perilaku yang terjadi sebagai
hasil pengalaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar